PERJALANAN HIDUP DAN KONTRIBUSI GUSDUR BAGI BANGSA INDONESIA (CLICK HERE)

 



PERJALANAN HIDUP

Abdurrahman Wahid berasal dari keluarga ulama terkemuka dan merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Asy’ari. Sejak muda, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang gemar belajar dan memiliki pemikiran yang terbuka. Ia menempuh pendidikan agama di pesantren, lalu melanjutkan studinya ke Universitas Al-Azhar di Mesir dan Universitas Baghdad di Irak.

Setelah kembali ke Indonesia, Gus Dur aktif di dunia keagamaan dan pendidikan. Ia bergabung dengan NU dan pada tahun 1984 terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Di bawah kepemimpinannya, NU kembali ke khittahnya sebagai organisasi sosial keagamaan, tidak lagi terlibat langsung dalam politik praktis. Langkah ini membawa NU menjadi lebih independen dan berkontribusi besar dalam menjaga nilai-nilai demokrasi di Indonesia.


KONTRIBUSI

Ketika krisis ekonomi dan politik melanda Indonesia di akhir 1990-an, Gus Dur menjadi salah satu tokoh yang menyerukan reformasi. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, ia turut serta dalam berbagai diskusi dan perumusan kebijakan reformasi. Pada Pemilu 1999, yang merupakan pemilu demokratis pertama setelah Orde Baru, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikannya mendapatkan dukungan besar. Melalui proses politik di MPR, ia terpilih menjadi Presiden keempat Indonesia pada 20 Oktober 1999, menggantikan B.J. Habibie.

Sebagai presiden di era Reformasi, Gus Dur berusaha menegakkan demokrasi, memperjuangkan hak asasi manusia, dan membangun toleransi antarumat beragama. Salah satu kebijakan pentingnya adalah penghapusan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, termasuk mengakui Imlek sebagai hari libur nasional. Ia juga membubarkan Departemen Penerangan yang selama Orde Baru digunakan sebagai alat propaganda pemerintah. Dalam bidang ekonomi, ia berusaha memperbaiki kondisi negara pasca-krisis dengan mendorong transparansi dan pemberantasan korupsi.

Namun, masa kepemimpinannya penuh tantangan. Kebijakannya sering mendapat penolakan dari parlemen, dan ia kerap dianggap kontroversial karena gaya kepemimpinannya yang unik serta pernyataan-pernyataannya yang sulit dipahami oleh para politisi. Pada akhirnya, melalui Sidang Istimewa MPR tahun 2001, Gus Dur dimakzulkan dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Gus Dur tetap aktif dalam kegiatan sosial dan politik, memperjuangkan demokrasi, hak minoritas, serta kebebasan beragama. Ia menjadi simbol pluralisme di Indonesia hingga akhir hayatnya pada 30 Desember 2009.

Comments

Popular Posts